People
Di tengah perkembangan dunia kerja yang semakin dinamis, kebutuhan akan standar kompetensi yang jelas dan terukur menjadi semakin penting. Tahun 2025 menjadi titik kritis di mana kompetensi SDM tidak hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan berkolaborasi dengan teknologi dan berinovasi dalam ketidakpastian.
Tenaga kerja Indonesia perlu siap menghadapi dua tantangan: Otomatisasi yang menggantikan pekerjaan rutin dan tuntutan keterampilan baru yang semakin kompleks. Dengan mengadopsi SKKNI, organisasi dapat memastikan bahwa karyawan mereka tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga unggul dalam lanskap industri yang berubah cepat.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) hadir sebagai acuan untuk memastikan tenaga kerja memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai sesuai dengan tuntutan industri. Namun meski SKKNI memberikan standar kemampuan dan pengetahuan, pelatihan skill digital tambahan juga menjadi penting demi memenuhi tuntutan industri yang terus berubah. Oleh karena itu penting bagi kita memahami bagaimana tren SDM saat ini dan peran standarisasi kompetensi di era digital.
Tahun 2025 diprediksi akan menjadi era di mana integrasi antara teknologi dan manusia semakin erat. AI misalnya, telah mengubah wajah HR — dari rekrutmen berbasis ATS friendly, program pelatihan dan pengembangan karyawan yang terpersonalisasi, hingga sistem merit berdasarkan performa karyawan, dan lain-lain. Namun pemanfaatan teknologi ini memerlukan kompetensi baru, seperti literasi data dan kemampuan mengelola teknologi secara etis.
Selain itu otomatisasi telah mengurangi beban pekerjaan rutin dan administratif sehingga memungkinkan karyawan untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih strategis dan kreatif. Dengan mengadopsi teknologi, organisasi dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi, sementara karyawan dapat mengembangkan keterampilan baru yang diperlukan untuk peran yang lebih kompleks dan bernilai tambah tinggi.
Menurut Laporan World Economic Forum (2023), lebih dari 40% perusahaan yang mengadopsi AI dalam proses HR melaporkan peningkatan efisiensi rekrutmen dan pengembangan karyawan. Namun tanpa keterampilan yang memadai, teknologi ini berpotensi menciptakan bias dan ketidakadilan.
Di sisi lain, perubahan kebutuhan pasar SDM ini juga mendisrupsi pencarian talenta yang sesuai. Menurut Laporan Gartner 2025 terkait 5 Prioritas Pimpinan HR (Gartner report – Top 5 Priorities for HR Leaders in 2025), 61% pemimpin manajemen bakat setuju bahwa permintaan baru melampaui kapasitas mereka untuk memenuhinya. Lebih dari 85 juta pekerjaan diperkirakan tidak terisi secara global pada tahun 2030.
Ditambah lagi tren hiring freeze dan gig economy saat ini memaksa perusahaan untuk memaksimalkan potensi karyawan yang sudah ada. SKKNI membantu organisasi mengidentifikasi keterampilan yang perlu ditingkatkan, seperti manajemen proyek hybrid dan kemampuan adaptasi dalam lingkungan kerja yang serba cepat dan fleksibel.
Melihat fenomena ini, standar penilaian kompetensi karyawan juga ikut berubah seiring perkembangan teknologi. Selain kemampuan yang terkait manajemen SDM, profesional yang bekerja di ranah ini juga perlu terus mengikuti perkembangan teknologi, serta mencoba berbagai tools yang dapat membantu proses bisnis SDM agar lebih efektif dan efisien. Peningkatan skill digital ini tentunya perlu menjadi refleksi perusahaan dalam memperbaharui standar kompetensi yang perlu dimiliki karyawan.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah kerangka acuan yang dirancang untuk memastikan tenaga kerja memiliki kemampuan dan pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan industri. SKKNI MSDM tidak hanya menetapkan standar kompetensi teknis, tetapi juga memberikan panduan untuk pengembangan keterampilan yang relevan dengan dinamika pasar kerja.
Meskipun SKKNI MSDM tidak secara eksplisit mencantumkan kompetensi digital seperti penggunaan Generative AI (seperti ChatGPT, Gemini, atau yang terbaru DeepSeek), standar ini tetap menjadi fondasi untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam proses SDM.
Hal ini karena SKKNI bersifat dinamis dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan industri, termasuk tuntutan akan literasi digital dan kemampuan mengelola teknologi canggih.
Di sinilah peran lembaga pelatihan SKKNI yang memahami tren terkini menjadi krusial.
Beberapa lembaga di Indonesia telah mengembangkan program pelatihan SKKNI yang tidak hanya memenuhi standar nasional, tetapi juga mengakomodasi penggunaan tools Generative AI dalam proses SDM. Contoh pelatihan yang dimaksud dapat mencakup:
Dengan mengikuti program pelatihan SKKNI yang terintegrasi dengan teknologi, profesional HR tidak hanya memenuhi standar kompetensi nasional, tetapi juga memperoleh keterampilan tambahan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan era digital.
Kolaborasi Segitiga Emas: Pemerintah, Perusahaan dan Lembaga Pendidikan
Keberhasilan SKKNI bergantung pada sinergi antara tiga pihak utama: Pemerintah, perusahaan dan lembaga pendidikan:
Dengan adanya tren baru di Generative AI, ketiga lembaga di atas perlu berkolaborasi untuk memperbaharui dan mengembangkan standar kompetensi yang sesuai dengan tuntutan industri dan perkembangan era digital saat ini.
Contoh konkret kolaborasi ini adalah program magang terpadu dan pelatihan berbasis kompetensi, yang tidak hanya memenuhi standar minimum SKKNI saja, tetapi juga menunjang aplikasi dan implementasi tools digital untuk membantu proses-proses SDM agar lebih efektif dan efisien.
Adaptasi Pelatihan SKKNI yang menunjang keterampilan digital ini telah diimplementasikan di beberapa perusahaan besar di Indonesia. Program ini tidak hanya membuka peluang sertifikasi yang diakui secara nasional, tetapi meningkatkan juga keterampilan praktis karyawan dalam memanfaatkan tools digital.
Tahun 2025 adalah era di mana adaptasi bukan lagi pilihan melainkan keharusan. Karenanya pelatihan SKKNI MSDM harus bertransformasi untuk memenuhi tuntutan industri. Ini adalah momentum untuk bertransformasi — bukan dengan mengganti manusia dengan mesin, tetapi dengan memaksimalkan potensi SDM melalui standar yang terukur dan berkelanjutan. Melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, perusahaan dan lembaga pelatihan, SKKNI dapat menjadi fondasi bagi tenaga kerja Indonesia yang siap bersaing di kancah global.
Barri Pratama
Organization Excellence Consultant
One GML
Editor:
Ivan Mulyadi
Subscribe our latest insight and event
FOLLOW US
© 2025 ONE GML Consulting