People
Perlukah kita bekerja sesuai dengan latar belakang ilmu dan pendidikan? Idealnya begitu. Namun, di dunia kita ini nyaris tak ada sesuatu yang ideal. Jadi kalau ada di antara Anda yang bekerja tidak sesuai dengan background pendidikan, itu sangatlah wajar.
Mengapa itu terjadi? Sederhana. Industri berkembang dengan sangat pesat. Apalagi seiring dengan perkembangan teknologi. Ini membuat industri membutuhkan banyak pengetahuan dan keterampilan baru.
Sementara, di sisi lain, masih banyak perguruan tinggi yang enggan menyesuaikan kurikulumnya agar selaras dengan kebutuhan industri. Sekarang sudah tahun 2023, tapi masih banyak perguruan tinggi yang menerapkan kurikulum tahun 2010 atau bahkan awal tahun 2000-an. Itu mereka lakukan dengan berbagai alasan. Maka, tak heran kalau banyak lulusan perguruan tinggi yang pengetahuan dan keterampilannya tidak sesuai dengan kebutuhan industri.
Hanya ada beberapa fakultas, jurusan atau program studi yang sebagian besar lulusannya bekerja sesuai dengan bidang ilmunya. Misalnya, mereka yang bekerja sebagai dokter haruslah lulusan dari Fakultas Kedokteran. Mereka yang bekerja sebagai aktuaris harus lulusan dari Jurusan Aktuaria. Begitu pula yang bekerja sebagai pengacara atau di firma hukum tentu harus lulusan dari Fakultas Hukum.
Mereka yang Sukses di Luar Bidang Ilmu
Jadi, kalau ada lulusan perguruan tinggi yang bekerja tidak sesuai dengan latar belakang ilmunya, santai saja. Banyak profesional yang sukses kendati bidang kerjanya tak sesuai dengan latar belakang ilmunya.
Ada beberapa contohnya. Budi Gunadi Sadikin, sebelum menjadi Menteri Kesehatan, pernah menjadi bankir. Ia pernah menjadi Direktur Utama Bank Mandiri. Budi Gunadi Sadikin adalah lulusan Fisika Nuklir dari ITB, Bandung. Sunarso, berkarier sebagai bankir dan saat ini menjadi Direktur Utama Bank BRI. Ia lulusan Jurusan Agronomi dari Fakultas Pertanian, IPB.
Chairul Tanjung adalah pengusaha terkemuka, pendiri CT Corp dan Trans TV. Ia lulusan Fakultas Kedokteran Gigi, UI. SD Darmono, pendiri Grup Jababeka, dulunya lulusan akademi tekstil. Kini ia menjadi pengembang kawasan industri Jababeka, kawasan industri terbesar di Asia Tenggara.
Dan, masih banyak lagi profesional dan pengusaha yang sukses meski menggeluti karier yang tidak selaras dengan ilmu yang dipelajarinya semasa kuliah. Kuncinya adalah kemampuan kita untuk cepat belajar dan beradaptasi sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Semakin cepat kita belajar, semakin cepat beradaptasi, semakin terbuka jalan untuk sukses.
Tiga Tips
Lalu, bagi mereka yang sudah terlanjur bekerja di tempat yang tidak sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya, apa yang mesti dilakukan? Berikut tiga tips-nya:
1. Crossing The River, Touch The Stone
Ketika menyeberangi sungai, kita bisa melihat arus air dan lingkungan sekitarnya. Hanya kita tidak tahu persis kondisi dasar sungai, termasuk bebatuan yang ada di dalamnya. “Dalam kehidupan nyata, kita akan sering menghadapi situasi yang semacam ini. Situasi yang serba tidak pasti,” kata Darmono, dalam suatu seminar. Jadi, lanjut Darmono, kalau menghadapi situasi semacam itu, seberangi saja sungainya sambil mempelajari kondisi dasar sungai, termasuk bebatuannya.
Berkarier dalam bidang pekerjaan yang tidak sesuai dengan ilmu yang kita pelajari kondisinya mirip seperti itu. Kita seakan menyeberangi sungai yang kita tidak tahu persis kondisinya. Oleh karena sudah kepalang basah, seberangi saja sungainya. Mulai secara hati-hati, tetapi saat sudah menyeberang selama beberapa meter, dan kita merasakan bahwa kondisi aman-aman saja, melangkahlah lebih cepat.
2. Jangan Mengeluh, Nikmati Saja
Sebagian dari kita mungkin pernah kesasar di jalan. Ketimbang sibuk mengeluh, nikmati saja hal-hal baru yang bisa kita temukan. Kelak pada suatu titik mungkin kita akan menemukan kembali rute jalan yang kita kenali.
Hal yang sama berlaku saat kita melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan jurusan atau program studi. Ada proses belajar yang harus kita lewati. Cobalah untuk menikmati proses tersebut. Mulailah dengan mencari hal-hal baru yang tidak kita ketahui dan pelajarilah.
Pada suatu titik, mungkin kita akan menyadari bahwa ilmu yang kita pelajari ternyata bisa diterapkan. Jadi, sebenarnya tidak ada ilmu dan pengetahuan yang tidak berguna. Hanya mungkin saat itu kita belum tahu cara menerapkannya.
3. Jaga Sikap Profesional
Mungkin pada awalnya kita tidak nyaman bekerja di tempat yang tak sesuai dengan ilmu yang kita pelajari. Sebagian dari kita mulai merasa tersiksa. Dalam kondisi tersebut, bertahanlah untuk tetap bersikap profesional. Kerjakan perintah atasan dengan sebaik mungkin.
Kalau kurang mengerti, banyaklah bertanya. Hanya supaya tidak mengganggu kolega yang sedang bekerja, bertanyalah pada saat yang tepat. Misalnya, pagi hari sebelum jam kerja dimulai, menjelang jam makan siang, atau selepas jam kerja.
Kerjakan hal itu terus menerus. Ada ungkapan Jawa, “Witing tresno jalaran soko kulino.” Siapa tahu dengan melakukannya secara terus menerus, akhirnya kita bisa jatuh cinta dengan pekerjaan tersebut. Kalau sudah begini, soal pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang ilmu tak lagi menjadi masalah.
Itulah tiga tips bagi mereka yang bidang pekerjaannya tak sesuai dengan ilmu yang dipelajari semasa kuliah. Selamat mencoba!
QuBisa
JB Susetiyo
Subscribe our latest insight and event
FOLLOW US
© 2024 ONE GML Consulting